Post sebelumnya: Dua Bulan Ini
Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Hai semuanya, apa kabar?
Sebelumnya ingin mengucapkan ulang tahun dulu nih buat
tanah air tercinta.
Selamat Dirgahayu Indonesia ke-69! (^o^)
Kalau diibaratkan manusia, udah lansia kali ya Indonesia
:)
Tapi kalau dibandingkan dengan negara yang merdekanya
sudah sangat lama seperti Amerika, angka 69 mungkin masih belum ada apa-apanya.
Yah bagaimanapun itu, semoga kelak kita bisa membangun Indonesia menjadi
bangsa yang jauh jauh jauh lebih baik dibandingkan sekarang, aamiin! \(>o<)/
Tapi yang lebih utama, semoga aku, kita, sebagai
seorang muslim bisa menjadi umat yang lebih baik dan bisa memajukan Islam ya,
aamiin! (>_<)
Tidak terasa sekarang sudah pertengahan musim panas.
Walaupun begitu, karena cuaca di Tokyo akhir-akhir ini selalu mendung, jadi
tidak begitu terasa panas :) Sejuk malah, seperti di kota kelahiranku, Bandung
:) Masalahnya hal ini malah membuatku khawatir. Karena semakin cepat kesejukan
itu datang, semakin cepat pula aku akan merasakan musim dengan suhu lebih
rendah. Aku rasa aku tidak tahan udara dingin… :(
Sebelum menceritakan tentang musim panas, aku ingin
bercerita terlebih dahulu tentang musim semi. Waktu tiba di Jepang bulan April
lalu, pemandangan di sekitar indaaaah sekali, karena bunga sakura sedang
mekar-mekarnya. Tapi suhunya itu lho, mencapai 10 derajat!! Hiiiiiksss (T_T)
Inget banget waktu pertama kali tidur pas malem, saking dinginnya sampai
menggigil terus. Selain itu, walaupun udah pake lip gloss, lama-lama bibir jadi
kering terus pecah-pecah. Kalau kelupas, periiiiiih banget… Yang lebih parah, walaupun udah pake body lotion,
kulit tetap aja kering kulit. Tangan kananku jadi luka seperti bekas luka yang
mengering setelah terserempet benda tajam *alah. Terus aku kalau pake baju
pasti double, berlapis-lapis. Pake jaket pula tiap hari. Udah dingin, hampir
tiap hari hujan terus. Dengan cuaca yang seperti itu dan dengan suhu sekitar 10
derajat, mungkin lama-lama jadi terbiasa. Tapi masalahnya, anginnya itu lhoooo. Kenceng buangett sampai-sampai
suhu yang “hanya” 10 derajat jadi berasa 2x lipat lebih dingin. Tangan dan ujung jaripun
jadi mati rasa dan kadang sakit saking dinginnya. Gimana kalau musim dingin
nanti yah... Oooooh Jepang, di manakah kehangatanmu… (ToT)
Ini sekedar berbagi
pengalaman saja, karena tidak semua hal yang terlihat indah itu tidak ada “efek
sampingnya” (T_T) Bagi yang merasa makhluk tropis, aku harap kalian sudah
menyiapkan fisik apabila datang ke negara 4 musim ketika bukan sedang musim
panas :(
Baiklah, cerita tentang ‘Haru’ (musim semi) cukup sampai di situ. Sekarang beralih ke ‘Natsu’ (musim panas). Natsu mungkin menjadi musim yang yang
paling spesial bagiku di antara ketiga musim lainnya. Selain karena suhunya
yang bersahabat dan sunset-nya yang indah, juga karena kenangan yang terukir 3 tahun silam, saat
aku menginjakkan kaki pertama kali di negeri sakura :) Secara visual, Jepang
ketika natsu tidak jauh berbeda
dengan Indonesia, karena di mana-mana semua hijau, tidak ada warna pink seperti
saat bunga sakura sedang mekar, tidak ada warna kuning-kemerahan ketika daun
momiji sedang berguguran, atau tidak ada warna putih seperti saat salju sedang
turun. It’s exactly the same :) Yang membedakan hanya satu: ‘Mushi-atsui’. Itu adalah sebutan bagi
keadaan dimana tingkat kelembaban begitu tinggi. Kalau di Indonesia, panasnya
adalah karena terik matahari. Tapi kalau di Jepang, panasnya adalah karena mushi-atsui. Udara
terasa sangat pengap dan
keringat tidak henti-hentinya mengalir dari permukaan kulit (=o=) Jika
dibandingkan dengan Jakarta yang banyak memproduksi gas karbondioksida, di
Jepang walaupun pengap, tapi udara begitu bersih dan segar. Setidaknya
paru-paru ini terasa sangat bebas dan lega untuk bernapas. :)
Ada fenomena penting yang tidak aku ketahui dari
kunjungan pertamaku ke Jepang 3 tahun silam.
Apabila tidak tinggal di Jepang dalam waktu yang cukup lama, aku tidak yakin
bisa menemukan fenomena ini. Namun dengan sangat menyesal, terpaksa aku katakan
bahwa lagi-lagi hal ini adalah “efek samping” dari sebuah keindahan. Fenomena
ini adalah… mayat bergelimpangan! (o_O) *hayo lohh mayat apa hayoooo
Dari pada panjang lebar menjelaskan, liat aja deh
gambarnya sendiri nih di bawah…
*maaf bagi yang merasa jijik
Lokasi kejadian 1
(Karena perkara telah terjadi
lebih dari seminggu yang lalu, di gambar ini para korban sudah tidak tampak.
Korban utama pada perkara ini: cacing tanah gembur)
Lokasi kejadian 2
(Masih bisa ditemukan beberapa
korban pada lokasi ini. Korban: cacing tanah & jangkrik.
Cacing tanah yang sudah gepeng karena terinjak-injak :(
Jangkrik yang berakhir tragis.
Dikerumuti para semut
Keadaan di sekitar lokasi kejadian
(Diketahui bahwa penulis sangat
menyukai lokasi ini)
Pohon unik
(Alasannya karena... *di bawah)
Mata siapa ini?! Iluminati?! (o_O)
(Agak jijik awalnya liat motif
ini... (T_T))
Di satu sisi ngerasa WOW
gimanaaa gitu waktu liat korban-korban itu berhamparan di jalan. Tapi di satu
sisi, kalau lagi lewat… Oh God
they`re moving!! (ToT) Mau ngelangkah ke sebelah sini,
salah. Sebelah sana, juga salah. Udah gitu mereka juga
besar-besar lagi. Ooohhh betapa makmurnya kau Jepang, sampai-sampai hewan kecil
seperti mereka pun kau biarkan tumbuh dengan subur… (ToT) By the way mengenai
hewan, kucing-kucing liar di sini subur-subur lhooo~ *alah. Di Jepang hanya ada
sedikiiiiiiiiiiiiiiit sekali hewan liar di jalanan, terutama kucing. Tapi
sekalinya nemu, makmur banget banget lho :3
Karena udah keburu ceritain beberapa fakta tentang
Jepang, ini aku ceritain yang lainnya juga ya. Di Jepang, kebanyakan orang
memilih anjing sebagai hewan peliharaan mereka. Anjing sudah mereka anggap
sebagai salah satu anggota keluarga sendiri. Di daerah sekitarku, buanyaaakkkk
banget orang yang pelihara anjing-anjing kecil nan unyu. Tidak jarang ada orang
yang memelihara lebih dari satu ekor anjing. Mereka ajak jalan-jalan para
anjing kesayangan mereka tiap sore, dan bahkan menaruhnya di keranjang bayi.
Apa?! Keranjang bayi?! Iya, keranjang bayi! *lebay. Waktu awal-awal datang ke
Jepang, aku kaget karena keranjang yang seharusnya berisi bayi manusia malah
berisi anjing-anjing mungil. That was
unbelievable for me, but it`s fact! Selain itu, banyak juga
ditemukan mobil-mobil yang melaju dengan teman pengendara setia: anjing-anjing
unyu (=_=) Entah itu di samping pengemudi, atau di jok belakang. Udah gitu
jendelanya dibuka, seakan-akan ingin memperlihatkan keberadaan si unyu. Masalahnya bukan satu-dua orang yang kayak
gitu, ada bejibun lho!
Mirisnya,
dalam kondisi Jepang yang sedang krisis jumlah manusia sekarang ini,
orang-orang malah lebih tertarik untuk merawat hewan dibandingan bayi sendiri…
(=_=) Dan pemerintah Jepang sangat menghawatirkan hal ini, sampai-sampai mereka
gencar melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah populasi Jepang.
Salah satunya, dengan memberi uang kepada setiap ibu yang melahirkan di
Jepang. Mungkin pelayanan ini juga diberikan untuk orang-orang luar negeri yang
berdomisili di Jepang. Tapi entahlah, aku juga saat ini kurang tahu mengenai
hal ini. Tapi yang pasti, fakta mengenai banyaknya hewan peliharaan, terutama
anjing (lebih-lebih mereka diperlakukan selayaknya anaknya sendiri), juga
mengenai upaya peningkatan populasi benar adanya. Nahasnya,
walau sudah diming-iming uang seperti itu, tetap saja tidak terjadi perubahan
yang begitu berarti. Tetap saja tidak banyak kaum muda Jepang yang mau menikah
dan lantas memiliki anak (=_=). Yah inilah salah satu problema yang dihadapi
negara maju seperti Jepang. Jauh berbeda ya, malah kebalikan banget sama
keadaan Indonesia...
Oh iya, ini ada beberapa
gambar yang aku ambil tadi sore mengenai fakta tentang pemeliharaan anjing.
Lokasi: Musashino Mori Park
(Waktu lagi haru, pemandangan di taman ini indaaaaaaaaah, banget! Dipenuhi oleh
bunga sakura yang bermekaran (^_^))
Terlihat ibu-ibu sedang membawa
jalan-jalan kedua anjingnya di sudut kiri foto *hehe
Bukti lainnya *hehe
Today’s beautiful scenery(^_^)
Padang rumput
Jalan
Danau
(Tempat biasa ngegalau waktu
awal-awal datang ke Jepang *alah)
Lho kok tiba-tiba jadi ngomongin ini yah? Tadinya mau
nyeritain tentang liburan tapi kok malah jadi belok ke hal-hal lain? Maaf, terbawa suasana, hehe…
Kalau gitu, aku cukupkan sampai sini dulu deh.
Insha Allah aku tulis pengalamnku mengenai
liburan kemarin di post selanjutnya.
Tunggu part 2 nya yaaaah \(^o^)/
#To be
continued
Next post: Me and Natsu(Part 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar