Selasa, tanggal 6 Agustus 2013, aku yang sudah berada kembali di
Bandung dikagetkan oleh salah seorang temanku yang menanyakan hasil penguman
tes tertulis monbusho. Temanku yang biasa dipanggil Titin ini berkata bahwa salah
seorang temannya yang ikut seleksi monbusho program D2 sudah mendapat hasil
pengumuman seleksi. Aku kaget sekali karena seharusnya hasil seleksi ini diumumkan
tanggal 10 Agustus. Lantas aku buru-buru membuka laman kedubes Jepang.
.........
Alhamdulillah loloooooooooooooooos!!!! Namaku ada di pengumuman
peserta yang lulus tes tertulis!!! Adaaaaaaaaaaaaaa....!!! Alhamdulillah, aku
bisa melewati tahap pembantaian ini... (ToT)
Di tahap yang lebih sadis ini, banyak berkas-berkas yang
harus aku serahkan ketika wawancara nanti yaitu:
1.
Surat keterangan dari SMA (dan dari universitas bila kita di tingkat dua ke
atas)
2. Surat
rekomendasi dari kepala sekolah SMA (dan dari dosen
pembimbing/ketua jurusan bila kita di tingkat dua ke atas)
3.
Ijazah dan transkrip nilai ijazah SMA
4.
Transkrip nilai rapor SMA
5.
Hasil pemeriksaan kesehatan
6.
Apllication Form
7.
Fotokopi KTP
8.
Pas foto background putih berukuran 3x4, 4x6, dan 4.5x4.5 masing-masing
5
lembar
Berkas nomor 1 s.d. 6 harus menggunakan b. Inggris. Namus contoh
berkas nomor 3 s.d 6 dalam b. Inggris dapat diunduh di web kedubes. Nah di
tahap inilah perjuangan yang lebih berat dimulai. Aku harus bolak-balik SMA dan
rumah sakit untuk mendapatkan berkas-berkas yang diperlukan. Bapak dan ibuku
sampai harus izin keluar kantor ketika jam kerja untuk mengantarku mengurus
semua berkas ini. Semua memang butuh perjuangan. Makasih banyak Pak, Bu...
(T__T) Akhirnya setelah kurang lebih seminggu, semua berkas berhasil aku
persiapkan dengan lengkap.
Selanjutnya, yang aku persiapkan untuk menghadapi tes wawancara
adalah:
1.
Mencari info mengenai pertanyaan-pertanyaan ketika wawancara
monbusho tahun-tahun sebelumnya di blog yang sudah lulus seleksi
monbusho
2.
Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tambahan yang kira-kira akan
muncul untuk wawancara
3.
Mempersiapkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang nantinya bakal
ditanya (tentunya dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang)
4. Persiapan mental
Alhamdulillah, dalam rentang waktu kurang dari dua minggu ini, aku
(insyaallah) dapat memanfaatkan kesempatan dan mempersiapkan semuanya lebih
baik dari sebelumnya ( ; _ ; )
Tes wawancara diadakan pada hari Senin, tanggal 19 agustus 2013
jam 08.30 wib. Dengan ditemani kedua orang tuaku, sehari sebelumnya kami
menginap di Hotel Sriwijaya yang letaknya tidak jauh dari Kedubes dengan tujuan
menghindari macet. Kami tiba di kantor
kedubes jam 07.15 wib. Mengingat tidak ada tempat parkir, jadi kendaraan
diparkir di sebelah kantor, yaitu di Mall Plaza Indah. Pendapatku saat itu
mengenai kantor kedutaan besar Jepang yaitu bentuknya seperti penjara (hehe)
dan tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Kantor ini dijaga dengan
penjagaan yang sangat ketat! Bahkan untuk sekedar ambil gambar pun tidak boleh!
(O_o)
Di sana aku bertemu dengan Kang Santana (kakak kelasku di SMAN 10
Bandung) dan Iqbal yang dulu pernah aku temui di kantor pos Bandung ketika akan
mengirimkan berkas awal. Mereka juga lolos ke tahap wawancara! :D Setelah itu
peserta-peserta lainpun mulai berdatangan. Kebanyakan peserta memakai kemeja
putih/pakain sopan. Pada saat menunggu di luar kedutaan, aku berkenalan dengan
Lailia (Lia) yang sama-sama mendaftar jurusan IPS dan Jane yang mendaftar IPA.
Pada tahun 2013 ini, dari 49 peserta program S1 yang lulus ke
tahap wawancara terdiri dari 8 orang pelamar IPS dan sisanya pelamar IPA. Dari
pelamar IPS semuanya melampirkan sertifikat JLPT kecuali satu orang perempuan.
Dia sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang. Ternyata pada hari itu ada 7 orang
peserta dari pelamar IPA yang tidak hadir. Jadi yang ikut wawancara seluruhnya sebanyak 42 orang dan hampir semua peserta
adalah sudah terdaftar di berbagai universitas terkenal di Indonesia.
Tiba waktunya seluruh peserta dipersilakan masuk ke kantor
kedutaan sementara para orang tua menunggu di luar. Setelah melakukan
pemeriksaan barang dan pendataan para peserta, kami dikumpulkan di hall
kedubes. Di sana ada Pak Ircham dari bagian pendidikan yang memberikan pengarahan
mengenai tes wawancara nanti. Di tahun-tahun sebelumnya, pewawancara akan
mewawancarai satu peserta secara bergilir. Namun kali ini, pewawancara akan
mewawancarai empat peserta sekaligus. Yang pertama diwawancarai adalah para
peserta IPS.
Sementara para peserta IPA pada waktu yang bersamaan megerjakan
ujian b. Jepang ‘dadakan’ yang diadakan pihak kedubes dengan tujuan hanya untuk
mengetahui kemampuan b. Jepang mereka dan tidak akan masuk pada penialaian.
Sementara untuk peserta IPS, tidak akan ada lagi ujian b. Jepang karena sudah
dilakukan pada tahap tes tertulis sebelumnya.
Pewawancara ada empat orang, dua orang Jepang dan dua orang
Indonesia. Aku diwawancarai bersama dengan Lia, dan dua orang lainnya. Dari
empat orang ini, Aku dan Lia yang menjawab dengan menggunakan b. Jepang sepenuhnya.
Satu orang laki-laki menggunakan dengan b. Inggris. Padahal dia juga memiliki
sertifikat JLPT, namun lebih nyaman menjawab dengan b. Inggris katanya. Dan
seorang lagi, perempuan yang melamar tidak menggunakan JLPT. Karena tidak bisa
berbahasa Jepang, dia juga menggunakan b. Inggris. Sebenarnya untuk pelamar
IPS, diusahakan menggunakan b. Jepang. Sementara untuk pelamar IPA, umumnya
menggunakan b. Inggris (wawancaranya tidak boleh memakai b. Indonesia lho
(=o=)a ).
Beginilah kronologi wawancara. Para peserta dipersilahkan duduk di
kursi di depan meja para pewawancara. Dengan menggunakan b. Jepang, pewawancara
1 mempersilahkan untuk memperkenalkan diri & menceritakan sedikit mengenai
profil masing-masing. Karena di antara kami berempat ada yang tidak bisa
berbahasa Jepang, maka untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya para pewawancara
menanyakan dengan dua bahasa. Bagi peserta yang bisa b. Jepang, menjawab dengan
menggunakan b. Jepang. Bagi yang tidak, menggunakan b. Inggris.
Berikut daftar-daftar pertanyaan yang ditanyakan saat itu:
1.
Perkenalan diri
2.
Alasan mengapa memilih Jepang sebagai negara tujuan tempat belajar?
3.
Rencana setelah lulus monbusho mau apa?
4.
Cita-cita apa?
5.
Apabila diterima, apakah tidak apa-apa meninggalkan universitas tempat
sekarang kami belajar?
6.
Persiapan hati untuk sekolah di Jepang bagaimana?
7.
Kalau misalnya diterima namun tidak mendapat pilihan jurusan yang
pertama bagimana?
8.
Kalau diterima, perjuangan kami akan sangat berat. Apakah mampu?
9. Kontribusi yang bisa diberikan untuk Jepang ke depannya apa?
Alhamdulillah ketika itu aku menjawab semua pertanyaan dengan
lancar, tidak ada yang terbata-bata (thank you, Allah (T__T)). Tapi ini juga
mungkin karena aku mendapat urutan kedua untuk menjawab, jadi ada sedikit waktu
untuk berpikir.
Oiya, tips untuk kalian yang nanti akan mendaftar monbusho, jika
kalian sampai ke tahap wawancara, pilihlah 3 jurusan secara lengkap sesuai
minat dan bakat kalian. Jangan hanya karena tidak ingin diterima di pilihan kedua
atau ketiga, kalian hanya menuliskan satu jurusan di form application nanti.
Ini sangat penting! Apalagi kalau kalian benar-benar ingin kuliah di Jepang
dengan mendapatkan beasiswa. Oleh karena itu, temukan dan galilah minat &
bakatmu sejak sekarang! :3
Setelah selesai semua peserta IPS diwawancara, kami diberitahukan
bahwa pengumuman hasil wawancara akan diumumkan kalau tidak akhir Desember,
awal Januari. Tidak ada tanggal pasti. Setelah itu kami kembali ke Hall. Di
Hall, semua peserta IPS dan para peserta IPA yang masih menunggu wawancara
mengisi application form asli untuk dikirim ke Jepang.
Pak Ircham mengatakan bahwa wawancara ini tidak akan menjadi
penilaian. Hanya sebagai referensi saja. Semua peserta yang sampai ke tahap
ini, semua berkasnya akan dikirimkan ke Jepang untuk diseleksi oleh pihak
pemberi beasiswa ini (oleh kementrian Jepang bagian pendidikan). Jadi, beasiswa
ini memang murni hasil seleksi dari Jepang. Pihak kedutaan Indonesia dan
negara-negara lainnya hanya mengirimkan hasil ujian dan berkas-berkas keperluan
untuk melamar beasiswa ini, yang kira-kira bisa diterima oleh pihak monbusho di
Jepang. Oleh karena itu, walaupun sudah lulus ke tahap wawancara, belum tentu
bisa mendapat beasiswa ini karena masih ada penyeleksian terakhir oleh pihak
Jepang. Tahun 2013 ini, pihak kedutaan besar Jepang untuk Indonesia menambah
jumlah kuota peserta yang bisa sampai ke tahap wawancara, karena mereka ingin
banyak siswa-siswi Indonesia yang bisa belajar di Jepang. Mereka ingin menambah
jumlah peserta yang bisa berangkat ke Jepang tiap tahunnya.
Setelah mendengarkan penjalasan dari Pak Ircham, kami mengumpulkan
berkas-berkas asli yang diperlukan beserta fotokopiannya. Setelah iku aku
beserta kedua orang tuaku pergi ke Bogor. Di perjalanan, pikiran mengenai
wawancara tadi menghantuiku. Tahun lalu, hanya 5 orang saja yang diterima
monbusho dari program S1. Itupun seorang mengundurkan diri, jadi yang berangkat
ke Jepang tahun lalu hanya 4 orang. Dan dari 4 orang, baru pertama kalinya dari
Indonesia ada seorang yang lulus dari pelamar IPS.
“Ya Allah, tahun lalu saja hanya satu orang yang diterima dari
IPS. Walau kemungkinannya sangat kecil, apakah aku bisa diterima tahun 2014
ini???” ( ; _ ; )
Dengan dihantui kekhawatiran namun juga pengharapan yang besar,
aku memulai semester pertamaku di IPB. Insyaallah aku juga akan fokus di
kampusku tercinta ini. Bismillah...!
つづく
Next: Pengumuman Akhir
ka saya tertarik sekali dengan postingan kaka, untuk kontak apa boleh saya mau minta kontak kaka, line, whats app, pin bb atau apapun itu. kalau boleh apa ya ka ? makasih banyak. salam kenal. :)
BalasHapuska saya tertarik sekali dengan postingan kaka, untuk kontak apa boleh saya mau minta kontak kaka, line, whats app, pin bb atau apapun itu. kalau boleh apa ya ka ? makasih banyak. salam kenal. :)
BalasHapusMaaf baru balas, baru ngecek hehe. Iya silahkan.
HapusDi facebook: Asyifaa Rahmah Feryati
Salam kenal juga :)
gapapa ka. facebooknya udh aku add, nanti aku pengen ngobrol ya ka, makasih banyak :) oiya kaka ada line atau bbm ga ka ? kalo ada saya pengen minta kalo boleh. makasih ka :)
BalasHapusHaii, mau tanya, itu km pas ke RS buat medical check up nya itu ke RS apa? Ak cari2 RS sekitar Jakarta/ Tangerang tp rata2 pada ga bisa periksa smua yg ada di form orz
BalasHapushaii kak, facebook.nya sudah saya add tolong di confirm yaak saya kan bentar lagi mau unas trus bentar lagi mau seleksi masuk perguruan tinggi. tapi aku pengen banget dan bercita2 kuliah di jepang tepatnya di Hokkaido University. kak, dulu nilai unas kakak berapa aja sih?? katanya tiap mapel harus minimal 8,4 yak?? trus yang lainnya juga aku pengen tanya buaaanyaaakk hal sama kakak makanya confirm fb aku ya biar aku bisa tanya lebih banyak lagi. doumo arigatou gozaimashita!!!!
BalasHapusHai kak, saat ini saya sedang berjuang buat Monbusho XD, tepatnya lagi nungguin hasil tes tertulis, yah semoga bisa diterima seperti kakak =D Doakan ya kak! hehe xD
BalasHapuskak bisa tidaknya bahasa jepang mempengaruhi peluang diterima enggak kak terutama yg ambil ips? kalo temen kakak yang nggak bisa bahasa jepang sama sekali itu loloskah? makasih kak.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushalo kak. aku mau nanya itu ada tes kesehatan kaya narkoba hiv dll gitu kan sebelum berangkat? nah terus pas udah nyampe disana (di jepang) apa ada tes kesehatan ulang? THANKS KAK. DITUNGGU JAWABANNYA.
BalasHapuskak kalo udah daftar sbmptn dan lulus apakah kita bisa daftar?a bukannya kalo kita lulus sbmptn dan malah ikut seleksi lain ekolah kita yang kena sanksi ??
BalasHapusHalo assyifa-san..
BalasHapusTerima kasih atas postinganmu perihal interview monbusho ini.
Jujur aku penasaran bgt sama tes interview ini trus googling2 dan akhirnya nemu postinganmu.
Aku jadi bisa bayangin gimana tegangnya di ruang interview dan bagaimana harus menjawab pertanyaan dan tidak boleh menjawab dengan bahasa Indonesia. T-T
Dulu aku sempet ikut sampai tes tertulis (aku ikut tes di Surabaya) tp ga lolos ke tes wawancara.
Assyifa-san sebelumnya dapat bocoran isi interview dari senpai2 atau gimana ya? kayaknya bisa lancar menjawab pertanyaan interviewer.
Yoroshiku ya :)