Selasa, 25 Februari 2014

Pengumuman Akhir Monbukagakusho 2013


Previous: Seleksi Wawancara
 
D. Pengumuman Akhir: 4 Desember 2013
Sore itu aku dikejutkan oleh sebuah ucapan selamat dari temanku Alifianto, yang sekarang sedang berada di Jepang, di message facebook-ku. Katanya “Cieee, yang lulus monbusho. Selamat ya!”. HAH?! “Sekarang kan masih awal Desember?! Masa sih sudah ada pengumumannya?!”, pikirku. Aku sontak kaget dan buru-buru membuka email dari HP-ku. Benar saja ada satu email masuk bertuliskan ‘Pengumuman Hasil Seleksi’. Jantungku berdegup kencang sekali. Aku agak panik karena lampiran yang berisi data peserta-peserta yang lolos tidak dapat kuunduh.
Saat itu, aku dan teman sekamar asramaku di IPB yang bernama Seli, sedang menyantap makan malam. Aku jadi tidak selera makan, lalu aku buru-buru menyalakan notebook dan modem. Apa dikata, koneksi internet di asrama yang biasanya lelet jadi tambah lelet sore itu. “Heeeeuh ga bisa didownload!! Lama bangeeeet! Gimana doong? (T__T)”, teriakku kepada Seli. Akhirnya Seli pun menyalakan notebook-nya dan mengyalakan wifi asrama. Lagi-lagi, tidak bisa didownload akibat lambatnya koneksi internet. “Kenapa di saat-saat penting seperti ini koneksi malah makin parah?!”, rintih batinku.
Perasaanku semakin tidak karuan dan berusaha mencari siapapun yang saat ini sedang menggunakan internet asrama. Aku berlari dan turun sampai ke lantai 3 (kamarku di lantai 5). Di ruang bersama lorong 3 ada seseorang yang menggunakan laptopnya. Langsung saja aku meminta ijin untuk meminjam laptopnya dan menggunakan internet. Masih dengan internet yang super lelet, tapi kali ini lampiran di emailku dapat diunduh.
Dag dig dug.
..................
Alhamdulillah aku luluuuuuuus!! Lulus beasiswa S1 Monbukagakushoooo!!!
Air matapun kini tak tertahankan lagi (T__T)
Seseorang yang meminjamkan laptopnya kepadaku pun kaget dan jadi ikut-ikutan riweuh, “Kenapa kenapa kenapaaaaa???”
Setelah aku memberitahunya, aku kembali ke lantai 5 mengambil flash disk-ku untuk kusimpan datanya. Ketika aku kembali ke kamar, teman-teman selorong sudah berada di kamarku dan bertanya “Syif udah ada pengumuman? Gimana lulus, Syif???” Tampaknya Seli memberitahu mereka, jadi mereka pada berkumpul di kamarku.
“Iya alhamdulillah.....”
“KYAAAAAAAAAAAAA!!!” mereka semua berteriak dan lalu memberi ucapan selamat kepadaku. Kini tangisanku makin menjadi-jadi. Terima kasih teman-teman.... (T__T)
Orang pertama yang paling ingin kuberitahu tentang berita bahagia ini adalah ibu. Tapi sudah berapa kali aku menghubungi HP-nya tidak diangkat-angkat. Mungkin karena saat itu ibu sedang perjalanan pulang dari kantornya. Akhirnya kuhubungi bapak dan saudara-saudaraku terlebih dahulu. Alhamdulillah, mereka ikut senang.
Malamnya ketika ibu mendengar berita ini, ibupun berteriak tidak kalah histeris dari teman-teman selorongku, tentunya sambil mengucap syukur entah berapa kali hihi... Menurutku, wajarlah ibuku berbuat seperti itu setelah perjuangannya selama ini mendampingi aku.
Masih kuingat dengan jelas masa-masa galau ketika menunggu pengumuman. Sejak awal aku sudah bertekad untuk menerima apapun hasilnya nanti dan fokus menjalani kehidupanku saat ini di IPB. Tetapi satu bulan, dua bulan, tiga bulan berlalu, aku semakin sering memikirkan hasil pengumuman dan merasa khawatir. Karena ternyata walau bagaimanapun, kuliah S1 di Jepang dengan mendapatkan beasiswa adalah impian terbesarku sejak kelas 2 SMA. Perjuanganku sampai tahap wawancara bisa dikatakan sudah 90%. Tinggal satu tahap lagi... Satu langkah lagi... Sungguh, saat itu tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain berdoa kepada Allah SWT.
Alhamdulillah dengan lulusnya aku mendapatkan beasiswa monbusho, perjuanganku dan kedua orang tuaku (khususnya ibuku) selama ini terbayar sudah. Terima kasih ya Allah....
Ternyata untuk tahun ini, jumlah peserta S1 yang lulus ada 28 (IPS 4 orang, sisanya IPA). D3 23 orang, dan D2 23 orang. Setelah pengumuman, para peserta yang lulus disuruh untuk konfirmasi lewat email ke kedubes, apakah beasiswa ini akan diambil atau tidak. Alhamdulillah tahun ini tidak ada yang mengundurkan diri, jadi insyallah akan ada 74 orang yang tahun 2014 akan berangkat ke Jepang XD
Setelah itu, kami disuruh bergabung dengan akun grup facebook yang dibuat oleh pihak kedubes. Di grup tersebut berbagai informasi sampai hari keberangkatan akan disampaikan. Kami juga dapat bertanya berbagai hal kepada kakak-kakak kelas yang sekarang sudah berada di jepang melalui grup itu.
Walau sudah mendapat pengumuman dan bergabung di grup facebook, jangan salah lho. Kami masih saja di-php-in (didiemin). Hehe. Baru ketika tanggal 25 Desember 2013, diadakan acara kumpul di kedubes Jepang untuk penjelasan lebih rinci mengenai beasiswa monbukagakusho. Acara ini lebih ditujukan kepada orang tua yang masih ragu-ragu dan khawatir tentang nasib anaknya di Jepang nanti. Hehe...
Saat itu diberitahukan bahwa selanjutnya para peserta akan diminta mengurus-urus visa dan mengisi formulir lainnya pada awal Februari. Tanggal keberangkatan masih belum ditentukan secara pasti, namun diperkirakan akhir Maret atau awal April 2014. Dengan begini, berakhirlah kegalauanku dan selanjutnya aku bisa fokus menghadapi UAS di kampusku tercinta IPB ^_^
Untuk teman-teman yang ingin dan akan mendaftar beasiswa Monbukagakusho, aku ingin menyampaikan: jangan takut mencoba!!! Susah atau gampangnya seleksi, khususnya tes tertulis, itu relatif. Aku pernah membaca salah satu blog milik seorang peserta yang sudah lulus beasiswa monbusho yang kira-kira isinya seperti ini: “meskipun kita tidak terlalu pintar (asal memenuhi persyaratan), kita tetap bisa mendapatkan beasiswa ke Jepang. Yang penting adalah harus memaksimalkan kesempatan yang ada”. Kalimat yang tertulis di blog itulah yang selalu terngiang-ngiang di kepalaku dan menjadi salah satu penyemangat atau motivasi kuat dalam usaha menggapai cita-cita bersekolah di Jepang. Terbukti kan ....aku aja dengan otak yang tidak genius tetapi hasilnya Alhamdulillah bisa lolos seleksi sampai akhir.
Satu hal yang pasti, percayalah bahwa modal niat dan usaha yang kuat, juga dibarengi dengan doa yang lebih, pasti tidak akan berujung jelek. Aku sangat yakin, walaupun kelak akan mendapat hasil yang tidak kita inginkan, tidak boleh gundah, tidak boleh putus asa. Karena mungkin itulah sesungguhnya skenario Allah SWT yang terbaik untuk kita. Pasti ada hikmah di balik suatu kejadian :) Yang penting, tetap semangat dan berusaha!!! GANBARIMASHOU!!! \(≧∇≦)/
Terakhir, aku ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT pastinya, orang tua dan keluargaku, lalu sahabat-sahabat SMP-ku, teman-teman seperjuanganku di SMA, teman-teman dan SR lorong 5A, guru-guru SMA yang senantiasa membimbingku (khususnya guru b. Jepangku, bu Santie Destiari), serta Kepala Sekolah SMAN 10 Bandung. Sungguh aku tidak akan bisa seperti sekarang ini jika tidak dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti kalian. Semoga Allah SWT memberi kesehatan, keselamatan, dan keberuntungan kepada semua yang mendoakan dan membimbing aku selama ini, aamiin! (>.<) Mohon doanya juga untuk seterusnya. Terima kasih banyak!!! \(ToT)/

つづく

Senin, 24 Februari 2014

Seleksi Wawancara Monbukagakusho 2013


Previous: Tes Tertulis

C. Tes Wawancara: 19 Agustus 2013
Selasa, tanggal 6 Agustus 2013, aku yang sudah berada kembali di Bandung dikagetkan oleh salah seorang temanku yang menanyakan hasil penguman tes tertulis monbusho. Temanku yang biasa dipanggil Titin ini berkata bahwa salah seorang temannya yang ikut seleksi monbusho program D2 sudah mendapat hasil pengumuman seleksi. Aku kaget sekali karena seharusnya hasil seleksi ini diumumkan tanggal 10 Agustus. Lantas aku buru-buru membuka laman kedubes Jepang.
.........
Alhamdulillah loloooooooooooooooos!!!! Namaku ada di pengumuman peserta yang lulus tes tertulis!!! Adaaaaaaaaaaaaaa....!!! Alhamdulillah, aku bisa melewati tahap pembantaian ini... (ToT)
Di tahap yang lebih sadis ini, banyak berkas-berkas yang harus aku serahkan ketika wawancara nanti yaitu:

1. Surat keterangan dari SMA (dan dari universitas bila kita di tingkat dua ke
atas)
2. Surat rekomendasi dari kepala sekolah SMA (dan dari dosen
pembimbing/ketua jurusan bila kita di tingkat dua ke atas)
3. Ijazah dan transkrip nilai ijazah SMA
4. Transkrip nilai rapor SMA
5. Hasil pemeriksaan kesehatan
6. Apllication Form
7. Fotokopi KTP
8. Pas foto background putih berukuran 3x4, 4x6, dan 4.5x4.5 masing-masing
5 lembar

Berkas nomor 1 s.d. 6 harus menggunakan b. Inggris. Namus contoh berkas nomor 3 s.d 6 dalam b. Inggris dapat diunduh di web kedubes. Nah di tahap inilah perjuangan yang lebih berat dimulai. Aku harus bolak-balik SMA dan rumah sakit untuk mendapatkan berkas-berkas yang diperlukan. Bapak dan ibuku sampai harus izin keluar kantor ketika jam kerja untuk mengantarku mengurus semua berkas ini. Semua memang butuh perjuangan. Makasih banyak Pak, Bu... (T__T) Akhirnya setelah kurang lebih seminggu, semua berkas berhasil aku persiapkan dengan lengkap.
Selanjutnya, yang aku persiapkan untuk menghadapi tes wawancara adalah:

1. Mencari info mengenai pertanyaan-pertanyaan ketika wawancara
monbusho tahun-tahun sebelumnya di blog yang sudah lulus seleksi monbusho
2. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tambahan yang kira-kira akan
muncul untuk wawancara
3. Mempersiapkan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang nantinya bakal
ditanya (tentunya dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang)
4. Persiapan mental

Alhamdulillah, dalam rentang waktu kurang dari dua minggu ini, aku (insyaallah) dapat memanfaatkan kesempatan dan mempersiapkan semuanya lebih baik dari sebelumnya ( ; _ ; )
Tes wawancara diadakan pada hari Senin, tanggal 19 agustus 2013 jam 08.30 wib. Dengan ditemani kedua orang tuaku, sehari sebelumnya kami menginap di Hotel Sriwijaya yang letaknya tidak jauh dari Kedubes dengan tujuan menghindari macet.  Kami tiba di kantor kedubes jam 07.15 wib. Mengingat tidak ada tempat parkir, jadi kendaraan diparkir di sebelah kantor, yaitu di Mall Plaza Indah. Pendapatku saat itu mengenai kantor kedutaan besar Jepang yaitu bentuknya seperti penjara (hehe) dan tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Kantor ini dijaga dengan penjagaan yang sangat ketat! Bahkan untuk sekedar ambil gambar pun tidak boleh! (O_o)
Di sana aku bertemu dengan Kang Santana (kakak kelasku di SMAN 10 Bandung) dan Iqbal yang dulu pernah aku temui di kantor pos Bandung ketika akan mengirimkan berkas awal. Mereka juga lolos ke tahap wawancara! :D Setelah itu peserta-peserta lainpun mulai berdatangan. Kebanyakan peserta memakai kemeja putih/pakain sopan. Pada saat menunggu di luar kedutaan, aku berkenalan dengan Lailia (Lia) yang sama-sama mendaftar jurusan IPS dan Jane yang mendaftar IPA.
Pada tahun 2013 ini, dari 49 peserta program S1 yang lulus ke tahap wawancara terdiri dari 8 orang pelamar IPS dan sisanya pelamar IPA. Dari pelamar IPS semuanya melampirkan sertifikat JLPT kecuali satu orang perempuan. Dia sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang. Ternyata pada hari itu ada 7 orang peserta dari pelamar IPA yang tidak hadir. Jadi yang ikut wawancara seluruhnya  sebanyak 42 orang dan hampir semua peserta adalah sudah terdaftar di berbagai universitas terkenal di Indonesia.
Tiba waktunya seluruh peserta dipersilakan masuk ke kantor kedutaan sementara para orang tua menunggu di luar. Setelah melakukan pemeriksaan barang dan pendataan para peserta, kami dikumpulkan di hall kedubes. Di sana ada Pak Ircham dari bagian pendidikan yang memberikan pengarahan mengenai tes wawancara nanti. Di tahun-tahun sebelumnya, pewawancara akan mewawancarai satu peserta secara bergilir. Namun kali ini, pewawancara akan mewawancarai empat peserta sekaligus. Yang pertama diwawancarai adalah para peserta IPS. Sementara para peserta IPA pada waktu yang bersamaan megerjakan ujian b. Jepang ‘dadakan’ yang diadakan pihak kedubes dengan tujuan hanya untuk mengetahui kemampuan b. Jepang mereka dan tidak akan masuk pada penialaian. Sementara untuk peserta IPS, tidak akan ada lagi ujian b. Jepang karena sudah dilakukan pada tahap tes tertulis sebelumnya.
Pewawancara ada empat orang, dua orang Jepang dan dua orang Indonesia. Aku diwawancarai bersama dengan Lia, dan dua orang lainnya. Dari empat orang ini, Aku dan Lia yang menjawab dengan menggunakan b. Jepang sepenuhnya. Satu orang laki-laki menggunakan dengan b. Inggris. Padahal dia juga memiliki sertifikat JLPT, namun lebih nyaman menjawab dengan b. Inggris katanya. Dan seorang lagi, perempuan yang melamar tidak menggunakan JLPT. Karena tidak bisa berbahasa Jepang, dia juga menggunakan b. Inggris. Sebenarnya untuk pelamar IPS, diusahakan menggunakan b. Jepang. Sementara untuk pelamar IPA, umumnya menggunakan b. Inggris (wawancaranya tidak boleh memakai b. Indonesia lho (=o=)a ).
Beginilah kronologi wawancara. Para peserta dipersilahkan duduk di kursi di depan meja para pewawancara. Dengan menggunakan b. Jepang, pewawancara 1 mempersilahkan untuk memperkenalkan diri & menceritakan sedikit mengenai profil masing-masing. Karena di antara kami berempat ada yang tidak bisa berbahasa Jepang, maka untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya para pewawancara menanyakan dengan dua bahasa. Bagi peserta yang bisa b. Jepang, menjawab dengan menggunakan b. Jepang. Bagi yang tidak, menggunakan b. Inggris.
Berikut daftar-daftar pertanyaan yang ditanyakan saat itu:

1. Perkenalan diri
2. Alasan mengapa memilih Jepang sebagai negara tujuan tempat belajar?
3. Rencana setelah lulus monbusho mau apa?
4. Cita-cita apa?
5. Apabila diterima, apakah tidak apa-apa meninggalkan universitas tempat
sekarang kami belajar?
6. Persiapan hati untuk sekolah di Jepang bagaimana?
7. Kalau misalnya diterima namun tidak mendapat pilihan jurusan yang
pertama bagimana?
8. Kalau diterima, perjuangan kami akan sangat berat. Apakah mampu?
9. Kontribusi yang bisa diberikan untuk Jepang ke depannya apa?

Alhamdulillah ketika itu aku menjawab semua pertanyaan dengan lancar, tidak ada yang terbata-bata (thank you, Allah (T__T)). Tapi ini juga mungkin karena aku mendapat urutan kedua untuk menjawab, jadi ada sedikit waktu untuk berpikir.
Oiya, tips untuk kalian yang nanti akan mendaftar monbusho, jika kalian sampai ke tahap wawancara, pilihlah 3 jurusan secara lengkap sesuai minat dan bakat kalian. Jangan hanya karena tidak ingin diterima di pilihan kedua atau ketiga, kalian hanya menuliskan satu jurusan di form application nanti. Ini sangat penting! Apalagi kalau kalian benar-benar ingin kuliah di Jepang dengan mendapatkan beasiswa. Oleh karena itu, temukan dan galilah minat & bakatmu sejak sekarang! :3
Setelah selesai semua peserta IPS diwawancara, kami diberitahukan bahwa pengumuman hasil wawancara akan diumumkan kalau tidak akhir Desember, awal Januari. Tidak ada tanggal pasti. Setelah itu kami kembali ke Hall. Di Hall, semua peserta IPS dan para peserta IPA yang masih menunggu wawancara mengisi application form asli untuk dikirim ke Jepang.
Pak Ircham mengatakan bahwa wawancara ini tidak akan menjadi penilaian. Hanya sebagai referensi saja. Semua peserta yang sampai ke tahap ini, semua berkasnya akan dikirimkan ke Jepang untuk diseleksi oleh pihak pemberi beasiswa ini (oleh kementrian Jepang bagian pendidikan). Jadi, beasiswa ini memang murni hasil seleksi dari Jepang. Pihak kedutaan Indonesia dan negara-negara lainnya hanya mengirimkan hasil ujian dan berkas-berkas keperluan untuk melamar beasiswa ini, yang kira-kira bisa diterima oleh pihak monbusho di Jepang. Oleh karena itu, walaupun sudah lulus ke tahap wawancara, belum tentu bisa mendapat beasiswa ini karena masih ada penyeleksian terakhir oleh pihak Jepang. Tahun 2013 ini, pihak kedutaan besar Jepang untuk Indonesia menambah jumlah kuota peserta yang bisa sampai ke tahap wawancara, karena mereka ingin banyak siswa-siswi Indonesia yang bisa belajar di Jepang. Mereka ingin menambah jumlah peserta yang bisa berangkat ke Jepang tiap tahunnya.
Setelah mendengarkan penjalasan dari Pak Ircham, kami mengumpulkan berkas-berkas asli yang diperlukan beserta fotokopiannya. Setelah iku aku beserta kedua orang tuaku pergi ke Bogor. Di perjalanan, pikiran mengenai wawancara tadi menghantuiku. Tahun lalu, hanya 5 orang saja yang diterima monbusho dari program S1. Itupun seorang mengundurkan diri, jadi yang berangkat ke Jepang tahun lalu hanya 4 orang. Dan dari 4 orang, baru pertama kalinya dari Indonesia ada seorang yang lulus dari pelamar IPS.
“Ya Allah, tahun lalu saja hanya satu orang yang diterima dari IPS. Walau kemungkinannya sangat kecil, apakah aku bisa diterima tahun 2014 ini???” ( ; _ ; )
Dengan dihantui kekhawatiran namun juga pengharapan yang besar, aku memulai semester pertamaku di IPB. Insyaallah aku juga akan fokus di kampusku tercinta ini. Bismillah...!

つづく